Vote Burgerkill |
Musik Metal acapkali dituding sebagai genre yang mengundang kerusuhan, anarkisme, bahkan doktrin aliran sesat. Aransemen brutal diisi oleh teriakan-teriakan yang tidak terdengar seperti lirik, membuat penikmat musik “kebanyakan” alergi terhadap genre ini.
Memasuki era 2000, produser musik dan media televisi semakin enggan untuk memberikan dukungan terhadap musik beraliran keras. Keadaan ini mengisolasi scene metal untuk tetap berada di bawah tanah.
Dengan dalih nilai komersil dan pasar yang terlalu segmented, satu demi satu label rekaman mayor menutup rapat-rapat pintu kesempatan bagi band metal untuk berkarya. Kejadian memilukan di tahun 2008 yang memakan korban di gedung Asia Africa Cultural Center semakin menambah image negatif bagi musik metal
Jalan di tempat? Sama sekali tidak. Karena menggeliat di jalur underground yang pasarnya sangat segmented, komunitas pencinta musik metal justru tercipta secara alami dan tulus. Maka tak heran antusiasme terhadap genre ini tidak pernah surut. Bahkan semakin kuat dari tahun ke tahun.
img source: bisnis-jabar.com |
Band beraliran keras selalu bergerak secara Independent untuk memproduseri dan mempromosikan karya mereka. Dukungan komunitas bawah tanah yang sangat erat, membuat scene metal mampu bertahan di tengah gempuran tren sesaat.
Dari segi musikalitas, genre ini juga tidak dapat dianggap remeh. Aransemen yang padat dengan tingkat kompleksitas yang tinggi menuntut semua personelnya untuk bekerja keras sebelum mampu memainkan musik metal, tidak sekedar “asal gebuk.”
Drummer dan gitaris band metal biasanya memiliki skill yang sangat mumpuni. Begitu pula dari segi lirik yang biasanya merupakan kritik sosial, tentu saja membutuhkan tingkat intelegensi tinggi dan dibuat dengan jujur. Metal bukanlah sekedar musik ecek-ecek yang bisa dimainkan sembarangan.
Burgerkill sebagai perwakilan scene metal Indonesia telah membuktikan, bahwa konsistensi dan karya yang dibuat dengan serius akan selalu mendapat apresiasi. Tidak peduli kondisi industri musik yang kian hari kian busuk.
Band yang digawangi oleh Vicky (vocal), Eben (guitar), Agung (guitar), Ramdan (bass), dan Andris (drums), juga memberikan pelajaran kepada semua penikmat musik bahwa musik keras mampu memberikan edukasi sekaligus aransemen yang mudah dinikmati seperti ketika mereka berkolaborasi dengan Fadli (vokalis Padi) dan Karinding Attack (ansamble musik tradisional dari Bandung)
Setelah pada tahun 2010 lalu sukses menggelar tur di Australia dan beberapa negara Asia Tenggara, kali ini di tahun 2013, band metalcore asal Ujung Berung, ini masuk dalam nominasi Metal Hammer Golden Gods 2013, sebuah ajang penghargaan metal tertinggi di Inggris.
Burgerkill (img source: burgerkillofficial.com) |
Golden Gods 2013 sendiri adalah hajatan tiap tahun dari majalah Metal Hammer asal Inggris. Sebuah pesta besar bagi para musisi metal dan metalhead seluruh dunia. Dalam penghargaan itu Burgerkill akan bersaing dengan nominator lainnya seperti Jason Newstead (eks Metallica), Nergal (Frontman Behemoth), Sea Shepard, Pussy Riot.
Nominasi Metal As F*ck merupakan sebuah tribute untuk para penggiat musik metal. Majalah Metal Hammer menganggap Burgerkill merupakan band yang konsistensi dan kontribusinya sangat luar biasa bagi perkembangan musik metal di Indonesia.
“Spearheading the incredible rise of the Indonesian metal scene. Burgerkill are the very definition of trailblazers in 2013,” tulis goldengods.metalhammer.co.uk.
Kini saatnya publik Indonesia untuk membuka mata, musik metal bukan lagi biang kerusuhan atau aliran sesat. Musik metal mampu membawa nama Indonesia di belahan dunia yang lain. Proud to be Indonesian!
Dukung Burgerkill dalam ajang Metal Hammer Golden Gods 2013! Vote Now
No comments:
Post a Comment