.breadcrumbs { padding:5px 5px 5px 0; margin:0;font-size:95%; line-height:1.4em; border-bottom:4px double #e2e7b4; } .breadcrumbs a { text-decoration:none; color: #000000; }

G.f.a Productiom

DCM Galeri Headline Animator

Showing posts with label Untuk. Show all posts
Showing posts with label Untuk. Show all posts

Friday, April 5, 2013

SOUND UNTUK ACARA DIGEDUNG

type='html'>Operation of the Sound System Rental & Wedding Sound System Rental is a serious ministry and the person who works with the sound must take it seriously. The sound operator should be a dependable person who has a servant’s heart, willing to cooperate and take directions, not touchy or easily offended. He should be a person with a good ear, attention span, and instinctives in working with sound mixing. He should be well trained and knowledgeable with the overall sound operation, as well as familiar with its technical abilities and limitations.
Operation of the sound system has to be rehearsed, just as singers and musicians do. The operator should be present for all rehearsals of the choir, orchestra, drama group, or similar events. He should make a chart of channel volumes and adjustments which sound best in rehearsals so that they can be easily duplicated during a performance. If there is no formal rehearsal for a vocalist or preacher, a “Sound check” must always be conducted sometime prior to a service, in which all mics and equipment are tested, and all sound levels are adjusted and verified. Excessive guesswork and “flying by the seat of your pants” during the service can produce many embarrassing errors which can devastate the sensitive mood of a congregation or hinder their reception of ministry.

As it seems to be in most other aspects of a church, there is a diversity of opinions about how the Sound System Rental & Wedding Sound System Rental should be operated. You will discover that when the volume level is satisfactory for most, there will still be some who cannot hear well and others who will think it’s too loud. Unfortunately, a sound operator cannot always accommodate every hearing sensitivity. All he can do is try to gauge the volume to an acceptable level for the average listener. A sound operator Wedding Sound System should have a “few” selected spotters in the audience that can help him gauge volume levels from different locations, but he should avoid being manipulated by the numerous diverse opinions.

A decibel meter is helpful in gauging volume in a auditorium. But even though the volume levels may be set identically during each service, the perception of loudness Concert Sound System Rental will be affected by the quantity and seating assignments of the persons in attendance. The presence of each person has an effect on the acoustic environment. A larger crowd will require more volume — a smaller attendance will require less volume.

It is best that only one person, such as one of the ministers or church elders, be authorized to direct or overrule the sound operator’s judgment for the auditorium volume. There should be some way to speak to the operator Sound directly by intercom or headsets. The performers obviously should direct the levels of the stage monitors according to their individual preference. An established system of hand signals is generally the best method of communication between the person on stage and the sound operator.

Frequently, demands are placed on a Wedding Sound System which cannot always be delivered. All Concert Sound System Rental have their particular limitations. A sound operator should be able to know and define them to performers and congregation, and should be able to give advice how to maximize their performance with a given system. Consequently, it would be helpful for people to also be willing to try to understand the limitations of a system and accept that an operator cannot always perform miracles.

More info check Sound System Rental - Wedding Sound System Rental - Wedding Sound System - Concert Sound System Rental - Concert Sound System


IAN SOUND SYSTEM
PEGANJARAN RT:05/RW;03 BAE,KUDUS

TELP:(0291)444126/0082133877450

PROFESIONAL SOUND SYSTEM,HARGA TERJANGKAU,PELAYANAN NOMER 1...



View the original article here

TIPS BERUGUNA UNTUK SOUND ENGINEERING

type='html'>

Headphone

Headphone berguna untuk tugas mixing, tetapi ingat, suara ruangan kita (ambiance) berbeda sedikit dengan apa yang kita dengar di headphone. Untuk mendapatkan mixing yang baik harus dilakukan tanpa headphone, yaitu dengan mendengar apa yang penonton dengar. Ini adalah satu-satunya cara untuk mengatur suara dengan benar – Dr. Dale A. Robbins

SPL noise lingkungan kerja

Berikut adalah data SPL lingkungan (noise) untuk keperluan set-up sound system di lapangan :
- Batas pendengaran manusia 130 dB
- Obrolan manusia secara normal 40 - 60 dB
- Jalan raya yang sibuk dari jarak 10 meter 60 - 80 dB
- Televisi di rumah dari jarak 1 meter + 60 dB
- Ketukan palu dari jarak 1 meter + 100 dB
Agar terdengar jelas, sound kita harus ber SPL lebihi dari noise lingkungan di atas - wikipedia

Bunyi B, P dan T dalam rekaman

Dalam rekaman vokal, seringkali sang vokalis menimbulkan ledakan bunyi PLOSIVE tiap kali mengucapkan hurup B, P dan T. Hal ini juga kerap terjadi walaupun saya sudah menggunakan windscreen.
Untuk mengatasi ini, saya sering menggunakan sebatang pinsil dan meletakkannya di antara bibir vokalis dan mic waktu rekaman. Percaya atau tidak, cara ini sangat ampuh - AJ studio 15

Tuning ruangan

Salah satu hal penting dalam pembuatan studio musik adalah tuning ruangan agar berespons flat. Menggunakan EQ untuk tuning ruangan studio tidak disarankan, karena bunyi di tiap posisi dalam ruangan berbeda-beda.
Penggunaan absorber (penyerap) dan diffuser (pemecah pantulan) akan menolong lebih baik dalam tuning ruangan. Absorber dan diffuser juga dapat menolong mengurangi bunyi pantulan reverb.
Apapun bentuk ruangannya, maka tips berikut dapat digunakan :
Coba tepuk tangan 1 kali di berbagai posisi dalam ruangan, dengarkan apakah ada bunyi tertentu tetap tinggal setelah tepukan berhenti. Bila nada menonjol tersebut adalah nada high / mid, maka gunakan absorber tipis seperti foam atau fiberglass. Letakkan bahan tersebut di berbagai tempat agar bunyi high / mid tersebut berkurang Penggunaan diffuser berbentuk sirip atau petak-petak juga dapat mengurangi bunyi high-mid ini.
Selalu tempatkan bass-trap di sudut-sudut ruangan dan siku atap. Menggunakan karpet atau alas-telur tanpa bass-trap akan membuat ruangan anda menjadi mati (tanpa high-mid) tetapi sekaligus juga boomy – Ethan Winner

Musisi bandel

Banyak panggung live-music beruntung mendapatkan musisi berbakat di panggungnya. Tetapi kadangkala ada beberapa pemusik yang merasa perlu bermain keras. Masalah ini makin menjadi-jadi apabila pemusik tersebut dapat mengontrol sendiri volumenya melalui amplinya. Operator sound akan sulit sekali mendapatkan mix yang baik bila pemusik ini menaikkan volumenya sehingga menutupi yang lain. Meminta pemusik tersebut mengecilkan suaranya biasanya tidak ampuh. Suara akan mengecil sementara, lalu kemudian membesar lagi.
Untuk mengatasi hal ini, maka jelaskan pada musisi tersebut bahwa anda sangat ingin agar hadirin mendapat sound terbaik yang enak dan nyaman. Minta pemusik tersebut untuk mempercayai anda. Sebagai langkah kedua, rekam penampilan mereka dengan sebuah mic atau handycam, lalu saksikan bersama pemusik tersebut. Rekaman ini akan menjadi bukti nyata bahwa pemusik tersebut terlalu keras ! – SoundAudioSystem

Membuat ruangan bersuara indah

Hanya ada satu hal yang membuat ruangan bersuara indah : REVERB. Reverb yang memantulkan seluruh frekuensi secara merata dalam jumlah yang cukup akan dapat membuat ruangan bersuara indah. Bila reverb terlalu panjang, maka kejelasan suara akan berkurang.
Mendesain ruangan dengan baik jauh lebih murah dibandingkan memperbaikinya kemudian. Dalam membuat ruangan yang baik soundnya, ada 3 hal yang harus diperhatikan :
1. Gelombang bas harus dapat terbentuk sempurna. (Frekuensi 20 Hz memerlukan jarak min. 17,5 meter baru terbentuk sempurna). Ruangan kecil sebaiknya memiliki atap yang tinggi, sehingga gelombang bas dapat berjalan lengkap dan terbentuk sempurna.
2. Dimensi ruangan tidak boleh kelipatan angka yang sama. Misalnya panjang 6 meter, lebar 12 meter, dengan tinggi 3 meter. Dimensi ini akan menimbulkan masalah serius dengan munculnya frekuensi tertentu yang dapat menyebabkan feedback.
3. Tidak ada (atau seminimal mungkin) dinding paralel atau atap paralel. Kemiringan 12 derajat akan sangat menolong menghilangkan terlalu banyak pantulan, sehingga feedback dapat dihindari.
Setelah itu semua selesai dan ruangan masih memantulkan terlalu banyak echo, penggunaan panel ABSORPTION dan panel DIFFUSION akan sangat menolong. Bantuan ahli akustik diperlukan dalam hal ini – disadur dari Matt PCMus

Pertempuran di panggung

Di panggung live, kadang-kadang pemusik mengeluh : "sulit sekali memonitor suara instrumen saya di panggung ini".
Kesulitan ini terjadi karena panggung biasanya hingar-bingar. Keadaan hingar-bingar terjadi  karena semua adu keras dengan memperbesar bunyi ampli masing-masing. Sebaiknya tiap ampli tidak terlalu keras tetapi pemusiknya tetap dapat memonitor bunyinya dengan baik. Untuk mengatasinya coba lakukan hal-hal berikut :
1. Pertama-tama, pindahkan arah hadap masing-masing ampli / monitor. Contoh : Ampli gitar hadap kiri, ampli keyboard agak mendongak hadap kanan, dsb. Tentunya tetap menghadap ke pemain terkait.
2. Coba tonjolkan suara instrumen pemusik di monitor nya masing-masing. Misalnya di monitor pemain gitar, kecilkan bunyi instrumen lain yang di monitor tersebut sehingga suara gitarnya menjadi menonjol. Jadi pemain gitar mendengar suara gitar nya melalui 2 speaker : amplinya dan monitornya. Setelah itu, minta pemain gitar tersebut mengecilkan amplinya. Otomatis maka bunyi gitar di atas panggung akan menjadi kecil dan fokus hanya ke pemain gitar saja. Hal ini akan mengurangi 'hingar bingar' panggung.
3. Perhatikan cara bermain para pemusik di panggung. Jika kita mendengar bahwa suara gitar menutupi suara keyboard (atau sebaliknya), maka coba minta para pemusik untuk main di oktaf yang berbeda (gitar oktaf yang lebih tinggi, keyboard oktaf middle, bas oktaf rendah).
4. Bila kita merasa suara drum terlalu keras, coba perkecil suara di monitor drum. Biasanya karena monitor drum  terlalu keras maka pemain drum main lebih keras. Hal yang sama juga berlaku di monitor instrumen lain.
5. Bila pertempuran antara alat musik masih tetap seru di panggung, coba bagi frekuensi suara semua amplifier di panggung. Gitar disetel agak high dengan mid dan low dikurangi. Bas mengurangi high dan mid nya. Keyboard mengurangi high dan low. Jadi masing-masing ampli memiliki jatah frekuensi masing-masing. Tentu sebelumnya dengan berdiskusi dengan para pemusik tersebut.
Insya Allah tidak terjadi pertempuran suara lagi  - JS gims

Mono is good !!

Jangan terlalu kreatif menciptakan mixing stereo dalam live-show. Anda mungkin menikmatinya dari belakang mixer, tetapi sedikit sekali penonton yang berada dalam posisi tepat untuk menikmati stereo-image yang anda ciptakan. Faktanya adalah penonton di sisi kiri mengalami kesulitan mendengar suara yang di pan ke kanan. Begitu juga sebaliknya. Karena itu, tetap gunakan simpel mono-mix - Robin Stephenson

Ruangan dengan banyak pantulan

Ruangan dengan banyak reverb (pantulan suara) adalah kutukan. Sound intelligibility (kejelasan dan kejernihan suara) akan hilang dalam ruangan seperti ini.
Dalam menghadapi ruangan seperti ini, ingat Golden Rule “Kejelasan suara akan meningkat bila suara datang dari satu sumber saja”. Rule ini dikembangkan dari teori tentang Comb Filtering (phase cancellation dari pantulan-pantulan suara).
Menempatkan speaker di satu titik akan sangat menolong menghindari hal ini. Selain itu feedback mic juga akan berkurang. Coba saja - Phaenelagh Burnett LENARD AUDIO

Peak

Kalau kita tidak memiliki Peak / Clipping Meter di sistem sound kita, coba tutup lubang telinga anda dengan jari, lalu dekatkan kepala anda sedekat mungkin dengan speaker. Ini akan menolong kita untuk mendengarkan bunyi peak / clipping yang tak terdengar. Saya mendapati horn saya peak / clipping dengan cara ini. - Brandon Arender

Berurusan dengan Klien

Bila kita harus menangani sound dari samping panggung, adalah ide bagus untuk bertanya pada seseorang di penonton tentang sound yang kita hasilkan. Pastikan orang yang anda tanya dapat anda percaya (contoh : jangan bertanya pada lansia yang pendengarannya sudah pasti menurun !). Adalah lebih baik bila kita bertanya pada panitia penyelenggara. Lakukan perbaikan sesuai sarannya, tapi seperlunya saja jangan terlalu drastis juga. Bagaimana pun juga, bisnis mereka dipengaruhi oleh volume suara kita - Scott H dari PA System

Lindungi telinga Anda

Alat yang paling penting untuk Operator Sound adalah telinga. Bila telinga mengalami kerusakan, maka hasil kerja kita tidak akan optimal.
Pastikan agar melindungi telinga anda dengan mengawasi agar kita menghindari bunyi diatas 130 dB secara berlebihan.
Untuk mengetahui keadaan telinga kita, dapat dilakukan tes Audiometry. Laboratorium Klinik Umum seperti HiLab di beberapa kota dapat melakukan hal ini dengan biaya terjangkau. Dengan tes Audiometry, maka kita dapat mengetahui kepekaan telinga kita terhadap frekuensi suara yang berbeda-beda.
Secara umum, kita dapat mengetahui keberadaan telinga kita dengan tes WHO berikut :
- Telinga baik = Mampu mendengar orang berbisik
- Telinga agak rusak = Hanya mampu mendengar dan mengulang kata-kata yang diucapkan secara normal dari jarak 1 meter
- Telinga agak butuh alat bantu dengar = Hanya mampu mendengar dan mengulang kata-kata yang diucapkan dengan suara dikeraskan dari jarak 1 meter.
- Telinga harus dibantu alat bantu dengar = Hanya mampu mendengar dan mengulang kata-kata yang diucapkan dengan suara berteriak dari jarak 1 meter - JS

Feedback dari Subwoofer

Menghindari feedback adalah tugas utama operator sound live. Agar resiko feedback dari subwoofer berkurang, maka suara vokal tidak boleh ada di subwoofer.
Caranya mudah : pasang CD yang ada suara vokalnya, lalu hidupkan hanya subwoofer tersebut. Set Crossover sub hingga tidak ada lagi bunyi vokal penyanyi di situ – Benjamin Soegiaman

View the original article here

Sunday, March 17, 2013

Cara Menggunakan Laso Tool Untuk Menghilangkan Background | Tutorial Photoshop

Sorry, I could not read the content fromt this page.Sorry, I could not read the content fromt this page.

View the original article here

Free Download Brush untuk Photoshop CS3

Sorry, I could not read the content fromt this page.Sorry, I could not read the content fromt this page.

View the original article here

Cara Menggunakan Magic Wand Tool Untuk Menghilangkan Background | Tutorial Photoshop

Sorry, I could not read the content fromt this page.Sorry, I could not read the content fromt this page.

View the original article here

Cara Menggunakan Extract Untuk Menghilangkan Background | Tutorial Photoshop

Sorry, I could not read the content fromt this page.Sorry, I could not read the content fromt this page.

View the original article here

Software untuk Desain Rumah Gratis

Sorry, I could not read the content fromt this page.Sorry, I could not read the content fromt this page.

View the original article here

Monday, November 26, 2012

Mengatasi masalah error saat menginstall AD Pack (Expansion untuk Addcitive Drums)

AppId is over the quota
Addictive Drums adalah salah satu software Virtual Drummer yang saat ini banyak digunakan oleh musisi maupun Sound Engineer. Size yang tidak begitu besar, Fleksibelitas dalam hal penyetingan, banyaknya pilihan kit yang tersedia merupakan beberapa hal yang menjadi kelebihan software ini. Apabila Kit / sample nya kurang pun anda dapat menambahkannya dengan Expansion nya (AD Pack).

Namun pernahkan teman-teman yang mengalami masalah saat anda menginstal AD Pack / Expansion untuk Addictive Drums malah muncul masalah tidak bisa dibukanya program Addictive Drums di DAW atau Sequencer anda?

Contoh, saat saya menginstal Addictive Drums (Host), program tersebut dapet berjalan dengan sempurna. Nnamun setelah saya menginstal (contoh) ADpak Metal malah program Host nya tidak mau terbuka di DAW / Sequencer. Entah Plugins nya tidak terditeksi ataupun terditeksi namun tidak dapat terbuka. Nah, saat ini saya ingin berbagi bagaimana cara penanggulangannya.
Pertama pastikan host addictive drums anda sudah di update hingga versi 1.5.2. Kalau sudah diupdate namun masih mengalami masalah yang sama, silahkan coba cara di bawah ini.
Unistall terlebih dahulu Addictive Drums (Host) beserta AD Pack nya (Expansion nya)Jangan Lupa untuk mendelete Addictive Drums.dll, biasanya dapat anda temukan di C:\Program Files\VstPluginsSetelah anda mengUninstall semua hal yang berbau Addictive Drums, Install kembali Addictive Drums (Host). Ingat! hanya Host nya saja, lalu jangan lupa di update ke vesi 1.5.2. Untuk AD Pack / Expansion nya akan kita Install secara manual.Oke, Setelah Addictive Drums (Host) terinstall, buka folder AD Pack yang ingin anda install. (Sebagai contoh, saya disini akan menginstall AD Pack Metal). Didalam foldernya akan tampak seperti ini
Buka folder AD Content - Installer Data ? RootDisana biasanya ada 3 folder (kalaupun 2 juga gpp), Factory Presets, Factory TomSets, dan Sound Data
Copy ketiga folder tersebutLalu paste di tempat anda menginstall Addictive Drums (Host), Kalau di tempat saya di C:\Program Files\XLN Audio\Addictive DrumsSelesai :D
Distorsi - Home Recording - Studio Rekaman


View the original article here

Tuesday, October 30, 2012

Tips Mixdown untuk Mastering

AppId is over the quota
Jika kamu menggunakan plug-ins pada master output saat mixing, maka export dalam dua versi: A) versi pertama dengan plug-ins pada master output diaktifkan, dan B) versi kedua dengan plug-ins pada master output dinonaktifkan
Keterangan :
A adalah Versi pertama dengan plug-ins pada master output diaktifkan  B adalah Versi kedua dengan plug-ins pada master output dinonaktifkan
Mempunyai dua versi mixing memberikan pilihan in case you over-processed the mix. Pastikan ketika plug-ins di nonaktifkan tidak terjadi clipping. Jika terjadi, turunkan master fader hingga tidak terjadi clipping Jika anda mixing dalam 24 bit maka seharusnya peak tertinggi ada pada sekitar -12 dBFS hingga -3dBFS yang berarti masih ada 12 hingga 3 dB headroom sebelum melebihi digital ceiling yaitu 0 dBFS
Keterangan :
A Sinyal terlalu lemah, tidak optimal untuk masteringB Peak tertinggi di sekitar -12 hingga -3 dBFS. Baik untuk masteringC Peak di 0 dBFS, tidak diinginkan tapi masih bisa digunakanD Overloading (clipping), tidak bisa digunakan untuk menghasilkan mastering

Headroom adalah jumlah dB sebelum terjadi clipping and overload yang ditandai dengan lampu indikator pada master output. Jika terjadi, turunkan output fader hingga peak tertinggi berada pada range yang direkomendasikan. Kualitas suara tidak akan terpengaruh ketika kamu menurunkan master fader. Tetapi jika kamu melebihi digital ceiling, akan menimbulkan distorsi, dan tidak memungkinkan untuk memperbaiki kualitas orsinilnya. Tidak ada alasan untuk memaksimalkan volume saat mixing karena optimalisasi loudness akan dilakukan pada proses mastering nantinya

Mixing Tips – Dari Pandangan MasteringIsu berikut dapat diperbaiki dengan hasil yang lebih baik pada proses mixing daripada proses mastering. Pastikan kamu memperhatikan hal-hal berikut ini

Noise
Pada rekaman analog (gitar, drum, dll), gunakan mute automation untuk mengeliminasi hiss noise pada saat track tersebut tidak aktif terutama pada intro, breakdown, dan outro dimana noise berpotensi untuk terdengar.

Phase dan Polarity
Pastikan bahwa drums, synthesizer, dan elemen lainnya tidak out of phase. Dengarkan playback dalam mono, apakah suara menjadi melemah atau bahkan hilang jika polarity nya di invers.

Frekuensi Sub

Frekuensi sub (di bawah 40 Hz) yang terlalu berlebihan pada individual track dapat menyebabkan masalah pada kualitas suara dan final volume dari master. Pastikan melakukan low cut pada semua track yang tidak membutuhkan frekuensi sub. Misalnya pada vocal dapat dilakukan low cut pada 80 Hz dengan 12 dB/Octave slope. Jangan memotong frekuensi sub pada keseluruhan mix jika tidak secara hati-hati karena dapat menyebabkan mix terdengar tipis (thin)

Sibilants dan Suara Runcing/Tajam Lainnya
Suara sibilants and suara runcing/tajam lainnya merupakan tantangan yang serius ketika mastering. Pastikan vokalis mengontrol sibilants. Gunakan de-esser jika dibutuhkan, terutama broadband de-esser untuk menghindari artifact. Gunakan volume automation pada sibilants yang sangat keras, bunyi plosif, bunyi click. Perhatikan juga bunyi runcing seperti crash cymbals dan hi-hats

Level Vocal
Vocal yang tidak rata/stabil sulit untuk diperbaiki pada proses mastering. Terkadang dua compressor dengan low ratio lebih baik daripada satu compressor dengan high ratio. Namun adakalanya setelah compression kamu masih harus melakukan volume automation. Naikan atau turunkan bagian tertentu hingga semuanya terdengar smooth dan stabil. Coba untuk mendengarkan pada low volume ketika melakukan volume automation
Volume Automation pada vocal track
Versi Alternatif
Terkadang perlu untuk menyiapkan beberapa versi alternatif mixing dengan vocal lebih keras (atau lebih pelan) misalnya +0.6 db dan 1.4 db, versi instrumental, dan versi akapela atau kick/snare drum yang lebih keras.

Gunakan nama yang jelas untuk menghindari kebingunganTuliskan perbedaan perlakukan pada file name. Selain perbedaan pada file name, segala sesuatu yang lain identik 100% dengan versi normal, jangan ubah master fader. Jika dibutuhkan kita dapat memilih beberapa versi alternatif sebagai final mix.

Start/End
Pada saat export, tambahkan minimal satu bar kosong sebelum lagu benar-benar dimulai dan beberapa bar di akhir lagu untuk memastikan reverb, delay, dan instruments decay habis sepenuhnya
Tambahkan bar kosong di awal dan akhir lagu
Fades
Jangan lakukan fade out saat mixing. Katakan kepada mastering engineering kapan fade out mulai hingga akhir, misalnya fade dari 3:15 hingga 3:30 atau fade out 15 detik terakhir

File Format
WAV atau AIFF lebih disukai.

Stereo Format
Pilih interleaved stereo bukan split stereo saat mixdown untuk mastering. Jika sequencer kamu tidak memberikan pilihan maka kemungkinan adalah interleaved stereo.

Bit Resolution
Guanakan 24. 16 bit hanya digunakan jika tidak memungkinkan untuk mendapatkan 24 bit. 32 bit floating point tidak digunakan untuk mixdown untuk mastering karena dengan bunyi yang identika dengan 24 bit, 32 bit floating point memakan banyak space dan lebih lambat dalam hal transfer data.

Sample Rate
44.1 kHz atau lebih tinggi. Hanya export pada lebih tinggi dari 44.1 kHz jika proyek direkam dan diproses pada rate tersebut. Keuntungan dan kerugian dari sample rate diatas 44.1 kHz masih diperdebatkan. Jika proyek kamu diatas 44.1 kHz jangan convert sample rates sendiri, biarkan mastering engineer yang melakukannya pada proses mastering.

Dithering dan Noise Shaping
Jangan gunakan noise shaping atau colored dither, seperti UV22 saat export mixdown untuk mastering. Reduksi final bit menjadi 16 bit (audio CD format) dilakukan pada proses terakhir saat mastering

Normalizing
Jangan lakukan normalize pada mixdown. Final volume level akan dioptimalisasikan pada proses mastering

Dengarkan Mixdown
Selalu dengarkan mixdown dari awal hingga akhir sebelum dikirim untuk proses mastering. Pastikan lagu dimainkan dengan benar dari awal hingga akhir, struktur lagu benar, dan tidak ada artifcat atau bunyi click.

Dan, selesai! oke itulah beberapa Tips Mixdown untuk Mastering yang dapat anda gunakan sebagai acuan :)

Distorsi | Alat Rekaman | Studio Rekaman | Home Recording



View the original article here

Bagaimana Cara Mixing Bass Untuk Genre HARDCORE

AppId is over the quota
Tidak sulit menemukan diskusi bagaimana mixing gitar, drum, atau bahkan mastering, tapi lain halnya dengan bass yang kurang mendapat perhatian, walaupun perannya tidak sangat dominan tetapi bass memainkan peran penting dalam mengisi frekuensi rendah dan membuat komposisi musik menjadi lebih dinamis.

Apa yang ditulis pada sharing kali ini mungkin tidak begitu saja berlaku pada kasus anda, maka gunakan guideline ini untuk berlatih, bereksperimen, dan ciptakan soundmu sendiri.

Beserta artikel ini, terdapat sound sample agar kamu bisa membandingkan perubahan sound tiap langkah yang dilakukan dan sebagai bahan pembelajaran.

Jadi saya punya sebuah track bass DI which is well played and have pretty sounding tetapi masih terdengar terlalu lembek dan sangat berdinamika.

link : http://soundcloud.com/distorsi/bass-di

Langkah pertama yaitu duplicate track tersebut menjadi 2 track yang sama persis

Waves CLA Bass > Waves CLA 76 > DMG Audio EQuality
CLA Bass digunakan hanya untuk memberikan sedikit color terhadap tune nya dan sedikit distorsi which is barely noticeable.

Settings: Bass di 0-1 db dengan opsi sub. Treble di 0-3 db dengan opsi honk, compress di 0-1 db denga opsi push, sub dimatikan, distortion di sekitar -10db dengan opsi growl, pitch dimatikan.

Selanjutnya saya menggunakan Equality, but most EQ will work well too. Low pass dengan 12db slope di sekitar 3500 khz atau lebih rendah tergantung selera anda dan high pass dengan 12 db slope di 30-40 hz. Saya juga melakukan wide scoop di 500Hz beberapa db

And then I am squishing the crap out of the bass (compression with low thresold, 4:1-10:1 depending on taste, slow attack, fast release)


link :http://soundcloud.com/distorsi/bass-track-1-processed

Waves CLA 76 > Mokafix NoAmp! > DMG Audio EqualitySaya mensetting compressor sama dengan track pertama, tapi kuncinya adalah saya menambahkan distorsion SETELAH compression untuk mendapatkan detail dari not yang dimainkan.

Saya menggunakan NoAmp! yang menyerupai Sansamp Bass Driver which is FREE sebagai pendistorsi track bass kedua.

Setting yang saya gunakan di sini adalah knob volume di arah jam 11, low dan high di arah jam 12, drive di arah jam 10, classic, clean british. Setting yang saya lakukan bukanlah patokan mutlak, feel free to experimentalize

EQ high pass dengan 6 atau 12 db slope di sekitar 500Hz (dengan tambahan sedikit wide-ish scoop di sekitar 450Hz) dan low pass dengan 12db slope di sekitar 4500khz


link : http://soundcloud.com/distorsi/bass-track-2-processed

Buat buss untuk bass, dan route 2 track bass yang sudah diproses secara terpisah kedalam buss tersebut. Atur volume level 2 track tersebut (saya pribadi prefer non-distorted bass di 0db and distorted bass di -15db)


link : http://soundcloud.com/distorsi/bass-buss-unprocessed

Pada buss tersebut saya menambahkan limiter untuk menjinakan “jumping notes” dan EQ dengan Equality high pass 50 hz, wide-ish scoop di 300hz beberapa db dan boost beberapa db di 4 khz. Dan tadaaa now you’re hearing beast sounding bass. Trik mixing semacam ini walaupun tidak mutlak, seringkali ampuh digunakan pada lagu-lagu bergenre metalcore, hardcore, death metal, dan semacamnya yang membutuhkan bass sebagai “daya hancur” extra penyokong gitar.



link : http://soundcloud.com/distorsi/bass-buss-processed

That’s it for the bass! Ingatlah bahwa korelasi volume level bass dan gitar (secara khusus, dan overall lagu pada umumnya) is SUPER HYPER MEGA CRUCIAL. Jika volume level bass terlalu kecil maka lagu akan terdengar kosong dan jika volume level bass terlalu besar, bass akan terlalu mendominasi dan overpowering keseluruhan lagu.

Distorsi | Studio Rekaman | Jual Alat Rekaman | Home Recording



View the original article here

Tuesday, May 1, 2012

PSP VINTAGE WARMER UNTUK MUSIK DIGITAL

type='html'>
PSP VintageWarmer-2 plug-in AudioUnit, VST, FTA untuk Mac OSX (Universal Binary); VST dan FTA untuk Windows, VST, FTA dan MAS untuk Mac OS Classic adalah sebuah simulasi software musik digital berkualitas tinggi dari sebuah model-analog kompresor tunggal atau multi-band / limiter. Plug-ini menggabungkan warm-analog  dengan user interface yang sederhana, serta dilengkapi dengan  preset. Plug-in yang lengkap. Cocok dipergunakan sebagai alat bantu proses mastering pada praktek pembuatan  musik-digital.

Plug-in musik digital ini berfungsi dan mampu untuk membuat "warm" serta "bright" dari sebuah aransemen musik digital yang telah kita buat. Pemakaian plug-in ini sangat tepat pada saat proses 'mastering' yang dijalankan bersama-sama dengan software Wave-Lab mastering


Proses dan prosedur penerapannya telah dibahas dalam 'artikel' terdahulu yang berkaitan dengan tips dan trik mastering musik-digital. Proses penggunaan plug-in tergolong mudah, karena telah menyediakan banyak vitur-vitur mastering yang langsung dapat kita pergunakan tanpa harus repot-repot memutar-mutar knop. Jadi secara singkat pemakaiannya dalam proses mastering dapat dikatakan cukup praktis dan tentu saja banyak menghemat waktu serta mempercepat proses produksi. Pemakaian plug-in ini biasanya dikombinasikan dengan pemakaian PSP Vintage-meter.

Selanjutnya, bila anda membutuhkan plug-in musik-digital ini, silahkan down-load langsung lewat link yang telah tersedia di bawah ini  :

PSP VINTAGE WARMER

Jangan lupa menuliskan komentar anda pada kolom komentar yang telah tersedia. 



View the Original article

Saturday, April 28, 2012

Software virtual instrument untuk drum (drum simulator)

Wow, sudah lama tidak update, hal ini dikarenakan komputer saya yang mengalami hal yang sangat buruk. Apa itu? Harddisk + power suply yang benar-benar rusak. Tidak ada data yang bisa diselamatkan sedikitpun dari harddisk tersebut. Semua data dari project take-an saya, data distorsi (termasuk backup-an forum), bahkan Tugas Akhir (TA) kuliah saya :(  Loh kenapa jadi curhat :p

Oke, karena sudah lama tidak menulis artikel, mungkin pemanasan terlebih dahulu yah, artikel atau posting yang saat ini saya tulis mungkin sedikit ringan. Yaitu tentang Software virtual instrument untuk drum (drum simulator). Oh iya, tulisan ini sebenarnya meneruskan artikel saya yang terdahulu yang berjudul Tutorial: software-software yang dibutuhkan/ digunakan untuk membuat studio rekaman.

Banyak dari kita ingin sekali menjadi menjadi pemain drum. Namun apa daya, dikarenakan mahalnya alat musik drum yang ada dipasaran membuat saya tidak dapat mencapai impian saya tersebut.

Namun, dengan kemajuan teknologi yang begitu pesat, membuat saya tidak patah semangat. Informasi yang begitu banyak di internet membuat saya semakin penasaran. Adakah software untuk menggantikan drum?

Dan ternyata ada! Dan bahkan sangat begitu sempurna untuk sebuah drum simulator. Sempurna? Ya... sangat begitu nyata dan bahkan tidak terdengar seperti buatan.

Didalam software yang ada, anda akan menjumpai banyak sekali kit drum dengan merek-merek terkenal yang biasa kita jumpai. Seperti DW, Zildjian, TAMA, Pearl dan lain sebagainya. Tidak percaya? Mari kita lihat video salah satu software yang ada (Superior Drummer® 2.0).
Sangat nyata bukan? Oke kita bahas beberapa software yang bisa anda gunakan untuk bermain dan membuat drum yang ada dipasaran. Mungkin disini saya hanya me-review dari pengalaman saya yang hanya seorang pemula tentang kelebihan dan kekurangan masing-masing software. Semua software akan dibahas? Tentu tidak, saya hanya membahas software yang biasa dipakai oleh saya, juga beberapa kawan sound engineering yang saya kenal, apabila ada yang ingin menambahkan, silahkan :)

FX Pansion BFD2

Saat pertama kali saya menggunakan software ini, hal yang terlintas dipikiran saya adalah "wow! Software ini turun dari surga!" (lebay :p ). Software ini adalah software terbaik yang pernah saya pakai. Mengapa? Software ini sangat fleksibel sekali dalam hal penyetingan, bahkan sangat begitu nyata!. Pertama adalah anda dapat memilih kit apa yang ingin anda pakai, Pearl? DW? Zildjian? TAMA? Semua ada di software ini.


Ingin menyeting seberapa kencang pukulan anda? Menyeting seberapa "manusia" pukulan anda? Menambahkan beberapa effect seperti Equalizer, Reverb, Distortion, Chorus? Ingin menyeting penempatan posisi microphone? Menyeting seberapa besar volume masing-masing kit? Mengatur routing cable? Semuanya ada di software FX Pansion BFD2 ini!

Inilah software yang paling saya rekomendasikan untuk urusan software virtual drum. Dengan sample data audio yang begitu besar hingga 90GB software ini layak untuk anda miliki.


+ Kelebihan :
  • Saya merasakan bahwa sample yang ada di software ini sangat tebal, mungkin software ini memiliki sample yang berlapis-lapis (memiliki banyak layer) dari masing-masing merek dan kit yang ada, mungkin hal inilah yang membuat software ini membutuhkan space harddisk sebesar 90GB lebih.
  • Didalam software ini, terdapat host yang dapat "menulis / membatik / mengedit / membuat midi" ketukan yang ingin dibuat. Jadi didalam software fx pansion bfd2 ini anda akan menemui semacam sequencer. Tapi apabila anda kesulitan untuk menggunakan sequencer yang ada di dalam software ini, anda tidak perlu kuatir, anda masih dapat menggunakan sequencer lain seperti fruity loops / FL studio, cubase dan sequencer lain.
  • Didalam software ini anda akan menemui efek seperti compressor, reverb, distortion, equalizer, dan lain-lain. Efek-efek tersebut tentu saja dapat berguna untuk mengedit sample-sample yang ada.
  • Software ini memiliki mixer yang sangat nyata, berbagai routing bisa anda adaptasi di mixer yang ada di software fx pansion ini.
  • Penempatan mic didalam software ini sangatlah flexibel, anda dapat menyetingnya semau anda
  • Seberapa "manusia" pukulan anda pun dapat di setting dengan selera anda
  • Sample yang digunakan di software ini "tidak disimpan sementara" pada RAM, namun menggunakan kecepatan harddisk untuk me-load sample nya. Hal ini di klaim menjadi kelebihan tersendiri dikarenakan kecepatan harddisk menjadi alternatif ketika anda harus menggunakan banyak plugins lain yang biasanya menghabiskan space RAM anda
  • Sebenarnya masih banyak kelebihannya, tapi kalau ditulis semua, akan sangat-sangat panjang. Intinya software ini sangat recommended banget untuk anda gunakan untuk project-an yang sangat serius

- Kekurangan
  • Software ini membutuhkan / menghabiskan kurang lebih 90GB harddisk anda, jadi bersiap-siaplah menggunakan harddisk yang mempunyai space besar
  • Software FX Pansion BFD2 ini membutuhkan spesifikasi komputer yang "termasuk mid-end hingga hi-end spec". Bagaimana tidak, software ini minimal harus menggunakan RAM sebesar 1GB dan direkomendasikan sebesar 2GB
  • Dikarenakan software ini menggunakan kecepatan harddisk untuk me-load sample audio nya, anda direkomendasikan menggunakan 2 harddisk agar tidak "bentrok" saat me-loading audio lain yang telah anda rekam
  • Dikarenakan software FX Pansion BFD2 ini sangat flexibel, bagi pemula seperti saya pasti sangat kesulitan saat menggunakannya. Kenapa? Karena sangat-sangat rumit untuk menyeting berbagai hal yang ada di dalam software ini
  • Harga, yup apabila anda membeli software asli alias original, pasti anda akan mendapatkan sebuah motor 2nd sebagai gantinya... hehehe...


Informasi lebih lanjut tentang software ini, dapat anda temukan pada web resminya di http://www.fxpansion.com/index.php?page=53

Addictive Drums

Addictive Drums adalah software drum alternatif selain FX Pansion BFD2. Hampir sama dengan FX Pansion BFD2, software Addictive Drums memiki beberapa kit yang tidak dapat dipandang remeh. Dengan pilihan yang sangat banyak, anda bisa mencoba-coba sesuka hati anda. Tidak anda itu, anda juga dapat menyeting compressor, distortion, equalizer, panning hingga reverb.

Software ini hanya menghabiskan kurang lebih 9GB dari harddisk anda. Sangat cocok untuk anda yang tidak ingin space harddisk nya habis hanya karena software drum.

+ Kelebihan
  • Dengan besar file yang jauh dibawah FX Pansion BFD2, software Addictive Drums ini memiliki pilihan kit drum yang sangat banyak. Jadi anda dapat mencoba-coba masing-masing kit yang sudah pasti memiliki karakter unik / berbeda dari satu kit dengan kit lainnya.
  • Software Addictive Drums juga memiliki mixer yang dapat anda gunakan untuk mengatur volume pada masing-masing kit.
  • Addictive Drums juga memiliki pengaturan compressor, equalizer, distortion, hingga reverb. Dengan ada adanya pengaturan tersebut tentu saja membantu anda untuk mengedit masing-masing kit nya
  • Panning dan juga pengaturan microphone juga dapat anda temukan di software addictive drums ini, namun tentunya tidak sebaik software FX Pansion BFD2

- Kekurangan
  • Entah saya yang salah atau tidak, sependengaran saya Addictive Drums memiliki sample audio yang tipis apabila dibandingkan FX Pansion BFD2
  • Walaupun ada pengaturan Compressor, Equalizer, Reverb, dan Distortion, namun untuk penempatan (efek apa yang telebih dahulu dipakai / routing nya) tidak dapat disetting sesuai keingan


Jika anda ingin mengetahui lebih lanjut tentang software Addictive Drums ini, anda dapat langsung menuju web resminya di http://www.xlnaudio.com/

Ez Drummer

Anda kesulitan untuk menyeting berbagai hal yang membuat anda bingung? Mungkin software ini adalah pilihan anda. EZ drummer adalah software yang menurut saya paling mudah digunakan, mengapa? Karena di software ini anda hanya menemukan mixer yang hanya berfungsi untuk mengatur volume dan juga suara ruangan (reverb).

Bagi pemula, mungkin software ini adalah pilihan yang sangat tepat. Dengan sample audio yang mendekati real dan juga pilihan kit yang bisa anda coba, anda bisa menggunakan software ini tanpa perlu pengaturan yang begitu rumit dan membingungkan.

Software ini hanya menghabiskan space harddisk sekitar 7GB.

Tidak cukup?
Anda dapat menambahkan sample audio dari Expansion kit yang banyak pilihannya

+ Kelebihan
  • Entah kenapa, ketika saya mendengarkan sample software ini terdengar sangat tebal
  • Sangat simple, di mixer nya anda hanya menemui pengaturan volume dan reverb (room reverb)
  • Sangat manusiawi, yup... Setiap ketukan seperti nya berubah-rubah sehingga bisa dikatakan mendekati real
  • Ekstensi / tambahan sample nya sangat banyak, seperti Drum Kit From Hell dan lain-lain

- Kekurangan
  • Dikarenakan sangat simple, bagi anda yang suka mengedit-edit pasti akan kecewa karena tidak ada pengaturan seperti Equalizer, Compressor dan lain-lain
  • Software ini menggunakan RAM untuk me-load sample nya, jadi paling tidak anda harus memiliki RAM minimal 1GB
  • Pilihan kit default nya sangatlah terbatas, dan tidak memiliki merek dengan brand tertentu
  • Entah kenapa saya kurang menyukai suara cymbal-cymbal nya, kurang "menggigit"
  • Juga suara kick nya, terlalu "becek" sependengaran saya.

Informasi lebih lanjut tentang EZ Drummer dapat anda dapatkan di situs resminya di http://www.toontrack.com/ezdrummer.asp

Kesimpulan :

Bagi anda yang memiliki komputer diatas rata-rata ada baiknya anda menggunakan FX Pansion BFD2, selain anda akan mendapatkan segala fitur yang luar biasa, anda juga dapat "berlatih" untuk merekam / menggunakan drum asli untuk lagu anda.

Namun apabila anda khawatir karena besarnya spesifikasi komputer untuk menggunakan FX Pansion BFD2, anda dapat menggunakan Addictive Drummer sebagai alternatifnya. Dan apabila anda tidak ingin dipusingkan dengan pengaturan efek, mixer dan lain sebagainya, anda dapat menggunakan EZ Drummer, jangan anggap remeh software EZ Drummer. Software ini memiliki sample yang luamayan tebal untuk software yang hanya menghabiskan sekitar 1DVD

Demikian review asal-asalan dari seorang newbie tentang Software virtual instrument untuk drum (drum simulator). Apabila ada kekurangan, kesalahan, mohon dikoreksi yah, silahkan berkomentar pada kotak komentar dibawah.

Distorsi.net - home recording l studio rekaman


View the Original article

Friday, April 27, 2012

Bagaimana Cara Mixing Bass Untuk Genre HARDCORE

Tidak sulit menemukan diskusi bagaimana mixing gitar, drum, atau bahkan mastering, tapi lain halnya dengan bass yang kurang mendapat perhatian, walaupun perannya tidak sangat dominan tetapi bass memainkan peran penting dalam mengisi frekuensi rendah dan membuat komposisi musik menjadi lebih dinamis.

Apa yang ditulis pada sharing kali ini mungkin tidak begitu saja berlaku pada kasus anda, maka gunakan guideline ini untuk berlatih, bereksperimen, dan ciptakan soundmu sendiri.

Beserta artikel ini, terdapat sound sample agar kamu bisa membandingkan perubahan sound tiap langkah yang dilakukan dan sebagai bahan pembelajaran.

Jadi saya punya sebuah track bass DI which is well played and have pretty sounding tetapi masih terdengar terlalu lembek dan sangat berdinamika.

link : http://soundcloud.com/distorsi/bass-di

Langkah pertama yaitu duplicate track tersebut menjadi 2 track yang sama persis

Track pertama
Waves CLA Bass > Waves CLA 76 > DMG Audio EQuality

CLA Bass digunakan hanya untuk memberikan sedikit color terhadap tune nya dan sedikit distorsi which is barely noticeable.

Settings: Bass di 0-1 db dengan opsi sub. Treble di 0-3 db dengan opsi honk, compress di 0-1 db denga opsi push, sub dimatikan, distortion di sekitar -10db dengan opsi growl, pitch dimatikan.

Selanjutnya saya menggunakan Equality, but most EQ will work well too. Low pass dengan 12db slope di sekitar 3500 khz atau lebih rendah tergantung selera anda dan high pass dengan 12 db slope di 30-40 hz. Saya juga melakukan wide scoop di 500Hz beberapa db

And then I am squishing the crap out of the bass (compression with low thresold, 4:1-10:1 depending on taste, slow attack, fast release)


link :http://soundcloud.com/distorsi/bass-track-1-processed

Track Dua
Waves CLA 76 > Mokafix NoAmp! > DMG Audio Equality
Saya mensetting compressor sama dengan track pertama, tapi kuncinya adalah saya menambahkan distorsion SETELAH compression untuk mendapatkan detail dari not yang dimainkan.

Saya menggunakan NoAmp! yang menyerupai Sansamp Bass Driver which is FREE sebagai pendistorsi track bass kedua.

Setting yang saya gunakan di sini adalah knob volume di arah jam 11, low dan high di arah jam 12, drive di arah jam 10, classic, clean british. Setting yang saya lakukan bukanlah patokan mutlak, feel free to experimentalize

EQ high pass dengan 6 atau 12 db slope di sekitar 500Hz (dengan tambahan sedikit wide-ish scoop di sekitar 450Hz) dan low pass dengan 12db slope di sekitar 4500khz


link : http://soundcloud.com/distorsi/bass-track-2-processed

Buat buss untuk bass, dan route 2 track bass yang sudah diproses secara terpisah kedalam buss tersebut. Atur volume level 2 track tersebut (saya pribadi prefer non-distorted bass di 0db and distorted bass di -15db)


link : http://soundcloud.com/distorsi/bass-buss-unprocessed

Pada buss tersebut saya menambahkan limiter untuk menjinakan “jumping notes” dan EQ dengan Equality high pass 50 hz, wide-ish scoop di 300hz beberapa db dan boost beberapa db di 4 khz. Dan tadaaa now you’re hearing beast sounding bass. Trik mixing semacam ini walaupun tidak mutlak, seringkali ampuh digunakan pada lagu-lagu bergenre metalcore, hardcore, death metal, dan semacamnya yang membutuhkan bass sebagai “daya hancur” extra penyokong gitar.



link : http://soundcloud.com/distorsi/bass-buss-processed

That’s it for the bass! Ingatlah bahwa korelasi volume level bass dan gitar (secara khusus, dan overall lagu pada umumnya) is SUPER HYPER MEGA CRUCIAL. Jika volume level bass terlalu kecil maka lagu akan terdengar kosong dan jika volume level bass terlalu besar, bass akan terlalu mendominasi dan overpowering keseluruhan lagu.

Lihat tutorial lain tentang Recording

Distorsi | Studio Rekaman | Jual Alat Rekaman | Home Recording


View the Original article

Tips Mixdown untuk Mastering

Plug-ins pada Master Output
Jika kamu menggunakan plug-ins pada master output saat mixing, maka export dalam dua versi: A) versi pertama dengan plug-ins pada master output diaktifkan, dan B) versi kedua dengan plug-ins pada master output dinonaktifkan
Keterangan :
  • A adalah Versi pertama dengan plug-ins pada master output diaktifkan  
  • B adalah Versi kedua dengan plug-ins pada master output dinonaktifkan

Mempunyai dua versi mixing memberikan pilihan in case you over-processed the mix. Pastikan ketika plug-ins di nonaktifkan tidak terjadi clipping. Jika terjadi, turunkan master fader hingga tidak terjadi clipping

Headroom
Jika anda mixing dalam 24 bit maka seharusnya peak tertinggi ada pada sekitar -12 dBFS hingga -3dBFS yang berarti masih ada 12 hingga 3 dB headroom sebelum melebihi digital ceiling yaitu 0 dBFS
Keterangan :
  • A Sinyal terlalu lemah, tidak optimal untuk mastering
  • B Peak tertinggi di sekitar -12 hingga -3 dBFS. Baik untuk mastering
  • C Peak di 0 dBFS, tidak diinginkan tapi masih bisa digunakan
  • D Overloading (clipping), tidak bisa digunakan untuk menghasilkan mastering


Headroom adalah jumlah dB sebelum terjadi clipping and overload yang ditandai dengan lampu indikator pada master output. Jika terjadi, turunkan output fader hingga peak tertinggi berada pada range yang direkomendasikan. Kualitas suara tidak akan terpengaruh ketika kamu menurunkan master fader. Tetapi jika kamu melebihi digital ceiling, akan menimbulkan distorsi, dan tidak memungkinkan untuk memperbaiki kualitas orsinilnya. Tidak ada alasan untuk memaksimalkan volume saat mixing karena optimalisasi loudness akan dilakukan pada proses mastering nantinya

Mixing Tips – Dari Pandangan Mastering
Isu berikut dapat diperbaiki dengan hasil yang lebih baik pada proses mixing daripada proses mastering. Pastikan kamu memperhatikan hal-hal berikut ini

Noise
Pada rekaman analog (gitar, drum, dll), gunakan mute automation untuk mengeliminasi hiss noise pada saat track tersebut tidak aktif terutama pada intro, breakdown, dan outro dimana noise berpotensi untuk terdengar.

Phase dan Polarity
Pastikan bahwa drums, synthesizer, dan elemen lainnya tidak out of phase. Dengarkan playback dalam mono, apakah suara menjadi melemah atau bahkan hilang jika polarity nya di invers.

Frekuensi Sub

Frekuensi sub (di bawah 40 Hz) yang terlalu berlebihan pada individual track dapat menyebabkan masalah pada kualitas suara dan final volume dari master. Pastikan melakukan low cut pada semua track yang tidak membutuhkan frekuensi sub. Misalnya pada vocal dapat dilakukan low cut pada 80 Hz dengan 12 dB/Octave slope. Jangan memotong frekuensi sub pada keseluruhan mix jika tidak secara hati-hati karena dapat menyebabkan mix terdengar tipis (thin)

Sibilants dan Suara Runcing/Tajam Lainnya
Suara sibilants and suara runcing/tajam lainnya merupakan tantangan yang serius ketika mastering. Pastikan vokalis mengontrol sibilants. Gunakan de-esser jika dibutuhkan, terutama broadband de-esser untuk menghindari artifact. Gunakan volume automation pada sibilants yang sangat keras, bunyi plosif, bunyi click. Perhatikan juga bunyi runcing seperti crash cymbals dan hi-hats

Level Vocal
Vocal yang tidak rata/stabil sulit untuk diperbaiki pada proses mastering. Terkadang dua compressor dengan low ratio lebih baik daripada satu compressor dengan high ratio. Namun adakalanya setelah compression kamu masih harus melakukan volume automation. Naikan atau turunkan bagian tertentu hingga semuanya terdengar smooth dan stabil. Coba untuk mendengarkan pada low volume ketika melakukan volume automation
Volume Automation pada vocal track

Versi Alternatif
Terkadang perlu untuk menyiapkan beberapa versi alternatif mixing dengan vocal lebih keras (atau lebih pelan) misalnya +0.6 db dan 1.4 db, versi instrumental, dan versi akapela atau kick/snare drum yang lebih keras.

Gunakan nama yang jelas untuk menghindari kebingungan
Tuliskan perbedaan perlakukan pada file name. Selain perbedaan pada file name, segala sesuatu yang lain identik 100% dengan versi normal, jangan ubah master fader. Jika dibutuhkan kita dapat memilih beberapa versi alternatif sebagai final mix.


Start/End
Pada saat export, tambahkan minimal satu bar kosong sebelum lagu benar-benar dimulai dan beberapa bar di akhir lagu untuk memastikan reverb, delay, dan instruments decay habis sepenuhnya
Tambahkan bar kosong di awal dan akhir lagu

Fades
Jangan lakukan fade out saat mixing. Katakan kepada mastering engineering kapan fade out mulai hingga akhir, misalnya fade dari 3:15 hingga 3:30 atau fade out 15 detik terakhir

File Format
WAV atau AIFF lebih disukai.

Stereo Format
Pilih interleaved stereo bukan split stereo saat mixdown untuk mastering. Jika sequencer kamu tidak memberikan pilihan maka kemungkinan adalah interleaved stereo.

Bit Resolution
Guanakan 24. 16 bit hanya digunakan jika tidak memungkinkan untuk mendapatkan 24 bit. 32 bit floating point tidak digunakan untuk mixdown untuk mastering karena dengan bunyi yang identika dengan 24 bit, 32 bit floating point memakan banyak space dan lebih lambat dalam hal transfer data.

Sample Rate
44.1 kHz atau lebih tinggi. Hanya export pada lebih tinggi dari 44.1 kHz jika proyek direkam dan diproses pada rate tersebut. Keuntungan dan kerugian dari sample rate diatas 44.1 kHz masih diperdebatkan. Jika proyek kamu diatas 44.1 kHz jangan convert sample rates sendiri, biarkan mastering engineer yang melakukannya pada proses mastering.

Dithering dan Noise Shaping
Jangan gunakan noise shaping atau colored dither, seperti UV22 saat export mixdown untuk mastering. Reduksi final bit menjadi 16 bit (audio CD format) dilakukan pada proses terakhir saat mastering

Normalizing
Jangan lakukan normalize pada mixdown. Final volume level akan dioptimalisasikan pada proses mastering

Dengarkan Mixdown
Selalu dengarkan mixdown dari awal hingga akhir sebelum dikirim untuk proses mastering. Pastikan lagu dimainkan dengan benar dari awal hingga akhir, struktur lagu benar, dan tidak ada artifcat atau bunyi click.

Dan, selesai! oke itulah beberapa Tips Mixdown untuk Mastering yang dapat anda gunakan sebagai acuan :)

Lihat tutorial lain tentang Recording

Distorsi | Alat Rekaman | Studio Rekaman | Home Recording


View the Original article

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Klik di sini untuk melihat:


Entri Populer

Grasak Fuck Audio Production

Followers

Search Engine

Loading
x

join to my fans at facebook