.breadcrumbs { padding:5px 5px 5px 0; margin:0;font-size:95%; line-height:1.4em; border-bottom:4px double #e2e7b4; } .breadcrumbs a { text-decoration:none; color: #000000; }

G.f.a Productiom

DCM Galeri Headline Animator

Showing posts with label Recommended. Show all posts
Showing posts with label Recommended. Show all posts

Monday, April 8, 2013

Recommended Music : Nerve "EP4" - Next Generation Music

type='html'>
Recommended Music : Nerve
Recommended Music : Nerve "EP4"
Sesekali pasti pernah merasa jenuh terhadap musik kebanyakan. Bukan tentang persoalan basi macam musik major vs musik indie—toh fenomena indie juga lama-lama sudah menjadi tren yang kadang terasa munafik dan memuakkan—. Bukan pula jenuh kepada genre tertentu. Tidak peduli musik super cadas atau musik elegan berkualitas grammy sekalipun. Bosan!!!!! 

Mungkin kebosanan yang saya rasakan saat ini, lebih karena kurangnya ”inovasi” pada musik yang ada sekarang. Rasanya kemajuan musik berjalan begitu lambat. Secara konsep, zaman sekarang sangat jarang musisi yang berani melakukan eksperimen besar terhadap musiknya.


Salah satu yang berani berpikir Out of the Box adalah Jojo Mayer’s Nerve. Bukan nama baru memang. Saya pernah membahas band ini di artikel sebelumnya. Trio sinting yang mampu menjembatani musik elektronik dan analog  Sesuai filosofi mereka : ”an experiments of exploring the distance between zero and one. The one thing that machine cannot do.”

Agustus 2012 lalu, Nerve merilis EP ke-4 mereka. Musik yang diusung tidak kalah gila dari album sebelumnya. Masih bermain-main di genre dnb dan dubstep (dengan sentuhan jazz tentunya), Nerve kembali membawa nuansa yang futuristic sekaligus gelap.

Davis, Nakamura, Jojo
Seperti yang saya utarakan pada artikel sebelumnya, musik Nerve terasa seperti mendahului zaman. Eksplorasi musik yang sarat dengan sound ajaib dan pattern drum dengan tingkat kompleksitas tinggi mungkin akan membuat anda mengernyitkan dahi.

Namun tidak dapat dipungkiri, eksperimen band ini cukup menyembuhkan rasa kebosanan saya terhadap konsep musik kebanyakan. Jadi jangan buru-buru lari tunggang langgang ketika mendengar bebunyian aneh dan nada-nada absurd dari Nerve.

Tidak ada salahnya untuk sesekali keluar dari zona nyaman.  Coba resapi alurnya, melodi dan beatnya. Jika masih sulit untuk dinikmati, wajar-wajar saja. Minimal setelah anda berkali-kali mendengar atraksi gila dari trio ini di EP4, bisa dipastikan anda akan lebih bersyukur terhadap adanya musik pop dan catchy. heheheh……

So, mari menjelajahi imajinasi post-apocalyptic dari Nerve!

Recommended Music : Nerve
Recommended Music : Nerve "EP4"

Them    Lagi-lagi Nerve membuka track dengan intro yang cukup “nendang”. Pattern yang padat dari drum, bass dan synth menderu-deru bagaikan senapan mesin.  Beat kemudian lebih datar pada verse dengan sound bass robotic sebagai pemeran utama. Keyboard sesekali menyelusup dengan nada yang absurd menciptakan atmosfer claustrophobic.

Eksplorasi sound synthesizer dari Takuya Nakamura terdengar lebih liar daripada album sebelumnya. Terkadang lembut menyayat namun terkadang terdengar sangat kotor dan kasar terutama pada bagian chorus.


Fauxtek    Takuya Nakamura masih menjadi aktor utama pembangun atmosfir gelap dalam lagu-lagu Nerve. Intro yang dibuka oleh synth menciptakan nuansa horror dan paranoid. Tak puas dengan keyboard dan synthesizer, Nakamura sesekali menyisipkan sound terompet dengan ambient naik turun.
Jojo Mayer seakan memberi anda sesi masterclass pada track ini dengan syncopated fill in, irregular beats, dan tentu saja teknik kick drumnya yang termahsyur itu.


Dubby Tubby    Track ini sepertinya menjadi kesimpulan dari semua definisi di lagu sebelumnya (Them dan fauxtek). Efek bass menggunakan delay dengan tempo yang tidak stabil tidak membuat rhythm section kehilangan groove. Jojo Mayer berhasil mengimbangi tempo dari efek bass John Davis yang naik turun dengan beat yang tidak kalah rumit.

Kali ini Takuya Nakamura berperan sebagai jembatan diantara kedua personel lainnya melalui sound dan nada yang lebih bersahabat.


EP4 dari Nerve adalah salah satu album digital yang wajib dimiliki. Jika anda mau membuka pikiran dan imajinasi anda untuk menikmati album ini, sangat banyak inovasi dan teknik yang akan sangat berguna untuk referensi bermusik anda. Atau setidaknya untuk mengobati rasa kebosanan terhadap musik kebanyakan.

View the original article here

Recommended Music : Ellie Goulding "Bright Lights" - The Next Big Thing

type='html'>
Recommended Music : Ellie Goulding
Recommended Music : Ellie Goulding
Sepanjang tahun 2011 hingga 2013 ini banyak penyanyi wanita hebat yang menyita perhatian dunia berbekal karakter suara dan hits mereka. Nama-nama seperti Adele dan Taylor Swift bahkan berhasil meraih penghargaan di ajang Grammy Award.

Namun ada satu penyanyi yang semenjak awal kemunculannya, membuat saya tergila-gila. Baik dari karakter suaranya yang unik, maupun konsep musik yang diusung. Elena Jane Goulding atau lebih dikenal dengan nama Ellie Goulding.

Wanita berumur 26 tahun, yang semenjak kecil aktif di choir gereja ini tidak hanya mempunyai kelebihan di bidang vokal. Ia juga piawai dalam memainkan gitar bahkan clarinet. Kemampuannya dalam menulis lagu menjadikannya tidak hanya sebagai artis penyanyi. Tapi lebih jauh sebagai musisi berbakat.

Didukung paras yang cantik, Ellie tidak mengikuti jejak solois lainnya untuk mengejar popularitas melalui musik pop komersil maupun dance-house yang sekarang sedang menjamur. Meskipun mengusung musik pop dan nada vocal yang catchy, namun kemasan dan konsep musik wanita ini terbilang sangat berani dan idealis.

Penggunaan elemen elektronika dan layer effect sound  menjadi daya tarik tersendiri dari lagu-lagu solois ini. Suara serak dan vibra yang unik adalah karakter utama dari vokal Ellie Goulding. Di beberapa lagu, ia bernyanyi sekaligus memainkan gitar akustik. Di tengah hiruk pikuk musik pop mainstream, karakter vocal dan konsep musik idealis Ellie Goulding terdengar sangat fresh dan intriguing

Recommended Music : Ellie Goulding
Recommended Music : Ellie Goulding

Tahun 2010 single “Lights“ menempati lima besar Billboard Hot 100 Chart. Goulding kemudian memenangkan poling BBC Sound of 2010 sebagai artis pendatang baru terbaik. Tidak cukup sampai disitu, Ellie dipercaya untuk tampil di acara resepsi pernikahan Pangeran William dan Kate Middleton di istana Buckingham. 

Jika saya harus mendeskripsikan album Ellie Goulding-Bright Lightsdalam 3 kata, maka unique, catchy dan intriguing adalah kata yang paling tepat.

Guns and Horses    Jangan tertipu dengan petikan gitar akustik di awal track. Sekilas terdengar berirama Pop-Folk, namun ketika memasuki reff, elemen elektronika dan beat yang tight akan membuat atmosfer lagu menjadi sangat berbeda.

Walaupun tidak terlalu dominan, sound synthesizer pada reff menambah warna dalam lagu ini. Telinga anda akan digelitik oleh sound stereo dari synthesizer dan elemen lainnya yang menari-nari di kiri dan kanan.

Begitu pula ketika memasuki ending lagu. Suara clap, backing vocal dan bass bersahutan mengiringi suara serak Ellie Goulding. Lagu yang terdengar simple dan catchy, namun dikemas dengan aransemen dan sound yang menarik.


Starry Eyed    Sangat menarik ketika menyimak petikan gitar akustik dan piano berbaur dengan dominasi sound elektronika. Aransemen musik sangat kaya akan sound yang variatif. Penggunaan efek vokal seperti reverse dan repeat, beat drum machine dengan tempo up tidak menghilangkan unsur pop yang catchy. Materi yang mudah dinikmati namun dibalut oleh musik modern membuat lagu ini dinamis dan berwarna.  


This Love    Materi pop-ballad masih tidak meninggalkan elemen petikan gitar sebagai dasar. Sehingga walaupun didominasi oleh synth, namun anda tidak akan kesulitan ketika mencoba memainkan menggunakan gitar maupun piano.  
Faktor sound piano, gitar dan vocal Ellie yang luar biasa di lagu ini, menciptakan nuansa lebar dan epic. Atmosfir lagu saat verse yang gelap dan dramatis berubah menjadi bright ketika memasuki reff. kombinasi bass dan drum yang groovy menambah atraktif lagu ini.


Ellie Goulding telah membuktikan bahwa musik dan karakter suara yang mendobrak mainstream tidak melulu harus kehilangan unsur catchy.

Mari berharap album kedua Goulding bertajuk “Halcyon” yang rilis oktober tahun lalu mampu menembus pasar yang lebih luas.

More Info: elliegoulding.com


View the original article here

Recommended Music : Foals "Holy Fire" - Emotive and Soulful Album

type='html'>
Recommended Music : Foals
Tidak ada hal lain yang lebih penting dari musisi selain membuat sebuah karya. Popularitas dan uang tidak akan datang selamanya, namun karya jujur yang dibuat dengan passion akan selalu “menghidupkan” sang musisi.

Foals saat ini sudah berada di jalur yang tepat. Rilis album Antidote di tahun 2008 yang sangat menginspirasi scene indie rock tidak membuat mereka kehilangan magis untuk membuat album yang lebih komplet, baik secara teknis maupun soul dari album itu sendiri.

Sepanjang tahun 2008 hingga 2013, band ini telah merilis 3 full album beserta beberapa video clip. Cukup produktif untuk ukuran band non mainstream. Perjalanan mereka untuk serius di musik tidak main-main. Kecuali Jimmy Smith, personel Foals meninggalkan studi mereka di universitas ketika bekerjasama dengan label Transgressive Records.

Tinhead dan Dave Ma yang merupakan teman mereka sendiri, bertanggung jawab dalam mayoritas pengerjaan artwork dan semua video clip. Keputusan ini, memberikan keleluasaan bagi Foals untuk menuangkan idelaisme mereka dalam pengerjaan album dan faktor pendukung lainnya.

Pertengahan Februari 2013, band yang digawangi oleh Yannis Philippakis (vocals, guitar, drums), Jack Bevan (drums), Jimmy Smith (guitar), Walter Gervers (bass, backing vocals) dan Edwin Congreave (keyboard, backing vocals) mengeluarkan album terbaru mereka bertajuk “Holy Fire”.

Holy Fire merupakan album yang sangat kaya akan warna musik. Band ini berani bermain-main di area pop, funk, dan indie rock. Eksplorasi sound dan kualitas recording yang megah turut menciptakan kedalaman tersendiri untuk “Holy Fire” dibandingkan album sebelumnya.

Album ketiga ini menyuguhkan beat-beat energic dan groovy  yang mampu menarik perhatian pendengarnya ketika pertama kali mendengar, sekaligus memberi ruang bagi anda untuk melamun dan terhipnotis meresapi kedalaman lagu dengan sound-sound yang indah.

Recommended Music : Foals
source: last.fm

Prelude    Jika anda berharap akan rasa yang sama dengan album Antidote, segera tinggalkan jauh-jauh ekspektasi anda. Track pertama dari Foals berupa musik instrumental dengan gamblang memamerkan tingkat kedewasaan bermusik yang lebih matang dari Foals. Aransemen dan kualitas recording yang mumpuni membuat track ini menjadi pembuka yang cukup menggebrak

Inhaler    Materi yang cukup berat dan gelap. Walter Gervers menggunakan sound bass yang cenderung low di lagu ini, menciptakan warna baru bagi Foals terutama di bagian verse. Selain Prelude, track kedua seakan menjadi pernyataan Foals, bahwa mereka mampu keluar dari zona nyaman.


Pada chorus, Philippakis terkadang mengerang bahkan berteriak. “War sounds in you. Don’t throw your fortune away. And I can’t get enough. Space, space, space. Get enough space!” Riff gitar yang kotor mendistorsi nuansa lagu yang terbangun sejak opening. Simak lagu ini sambil menyaksikan video clipnya, atmosfer claustrophobic dan chaos sangat dominan.

My Number    Terasa seperti gabungan antara warna musik di album Antidote dan Total Life Forever. Materi yang ringan dengan aransemen dance dan funk. Petikan gitar mendominasi sepanjang lagu. Ciri khas aransemen Foals yaitu Groovy rhythm dan tinkling guitar tentu tidak asing bagi pecinta band asal Inggris ini. Seperti pada lagu lainnya, sound vocal Philippakis dibalut oleh reverb effect yang pas.



Bad Habit    Track favorit pada album Holly Fire. Sekilas seperti mendengarkan kolaborasi antara The Temper Trap bersama Friendly Fire. Ornamen permainan keyboard dan gitar yang ber-layer bersahutan sepanjang lagu. Dukungan stereo imaging yang sangat baik, memberikan kesan “mahal” pada materi yang ringan dan nada catchy. Atmosfir spacey pada “Bad Habit” memberi ruang bagi anda untuk melamun sambil menikmati lagu.

Tidak dapat dipungkiri, Holly Fire, memberikan gambaran bahwa kedewasaan dalam bermusik akan datang seiring waktu. Aransemen yang nakal dan sangat indie pada album Antidote, dan kedalaman musik serta unsur catchy pada album Total Life Forever melebur di album ini. Lebih matang, lebih progressive namun tidak kehilangan soul.

View the original article here

Recommended Music : Bloc Party "Four" - Great Comeback

type='html'>
Recommended Music : Bloc Party
Recommended Music : Bloc Party
Tahun ini, Jakarta akan dipanaskan oleh konser dari band Post-Punk asal Inggris Bloc Party.

Tepatnya tanggal 20 Maret 2013, Kele Okereke (lead vocals, rhythm guitar), Russell Lissack (lead guitar), Gordon Moakes (bass guitar, synths, backing vocals), dan Matt Tong (drums, backing vocals) menghajar Indonesia tentunya dengan lagu-lagu terbaru dari album “Four”  di Tennis Indoor Senayan.

Dibentuk pada tahun tahun 1999 oleh kedua membernya (Okereke dan Lissack) ketika masih bersekolah di Inggris, Bloc Party sukses menyedot perhatian penikmat musik dunia dengan album “Silent Alarm” pada tahun 2005. Album ini sendiri berhasil mendapatkan penghargaan sebagai album indie terbaik di tahun 2006.

Musik dengan genre Alternative Rock yang disisipi oleh sentuhan Dance dan Punk berpadu sempurna dengan karakter khas vokal Okereke yang sangat “British”. Band ini cukup produktif dalam menghasilkan karya. Selama kurun waktu kurang lebih 7 tahun, mereka berhasil menciptakan 4 full album.

Namun bukan berarti perjalanan Bloc Party berjalan tanpa kendala. Beberapa batu sandungan sempat menjadi penghalang bagi band ini untuk tetap eksis. Ketika meraih kesuksesan pada tahun 2005 dengan album “Silent Alarm”, Kele Okereke yang saat itu masih menjalani studi English literature di universitas merahasiakan kegiatan bermusiknya terhadap keluarga karena berbagai alasan.

Setelah album kedua mereka “A Weekend in the City” (yang juga cukup meraih kesuksesan) dirilis. Perjalanan Bloc Party kembali kembali menghadapi kendala. Kali ini masalah lebih disebabkan oleh faktor internal band. Kedekatan Okereke terhadap musik elektronik membawa pengaruh yang cukup besar terhadap musik Bloc Party. Semakin dalam influence elektronika meresap ke dalam penciptaan karya mereka, band ini seakan kehilangan jati diri.

Keputusan untuk menggunakan elemen elektronik seperti  synthesizer, drum loops dan efek-efek vocal yang dominan pada album “Intimacy” cukup membuat fans bahkan internal band menjadi tidak nyaman dengan perubahan ini. Bahkan karakter khas vokal Okereke tidak mampu menjadi benang merah. Proses rilis album yang terburu-buru semakin membuat band ini kehilangan arah.

Recommended Music : Bloc Party
Recommended Music : Bloc Party
Tidak cukup sampai disitu, kendala eksternal  kembali menghampiri mereka. Duo Leader Oasis, Noel dan Liam mencemooh Bloc Party dengan sebutan "indie shit". Tak ayal cemoohan ini menyulut perseturuan di antara kedua band. Okereke membalas tingkah kakak beradik Oasis dengan menyebut grup mereka sebagai band yang overrated.

Setelah sempat beredar isu bahwa Bloc Party akan mengganti vokalis mereka, kuartet ini membuktikan bahwa mereka masih tetap solid. Dalam sebuah wawancara, Okereke menyatakan keinginan Bloc Party untuk kembali pada pakem musik mereka sebagai band. Awal 2012, mereka membuktikan ini dengan mengeluarkan single “Octopus”.

Juli 2012 Bloc Party akhirnya memuaskan dahaga fans dengan dirilisnya “Four”. Album yang menjadi titik balik Bloc Party untuk mengembalikan "energi" mereka seperti di album "Silent Alarm". Elemen Elektronik hampir tidak terasa, sebagai gantinya mereka menyajikan musik yang lebih agresif. Unsur gitar yang dominan dengan riff-riff yang berat dan rockish menjadi kebangkitan kembali musik Bloc Party sebagai band.

Simak beberapa track seperti Kettling, Coliseum, dan We Are Not Good People. Anda akan dibuat terkejut dengan riff gitar dengan nuansa grunge dan rock. Meraung-raung dengan sound distorsi yang berat. Pattern drum  Matt Tong yang eksplosif dan powerfull dieksekusi dengan sangat baik di album ini. Musik Bloc Party kali ini berevolusi menjadi bentuk yang lebih sempurna. Berani bereksplorasi tanpa kehilangan arah.

More aggressive, more powerfull, but stay on the right track



So He Begins To Lie  –  Pattern drum yang cukup funky membuka track ini. Permainan single note gitar dengan sound  renyah menyusul diiringi bass dengan pattern patah-patah, persis seperti riff gitar. Beat progressive pada verse sekilas terdengar seperti formula musik Incubus di era Dirk Lance.

Menjelang ending, mereka juga memasukan unsur post rock dalam track ini. Hentakan single stroke pada snare, suara simbal serta sound gitar yang penuh dengan reeverb dengan sustain panjang dan nada menyayat-nyayat akan memainkan emosi anda menuju klimaks.

Day Four  –  Di tengah gempuran beat agresif di album ini, Okereke akan membawa anda beristirahat sejenak dengan vokalnya yang lembut. Musik dengan tempo lambat, tinkling guitar, simple beat dan sound bernuansa dreamy“If you are alone, stay that way- the city's here for you". Bloc Party kembali mencoba memainkan emosi anda, namun kali ini cukup dengan menciptakan atmosfir yang damai dan vokal yang indah.

Coliseum  –  Keraskan volume speaker anda dan bersiap untuk Headbanging!  Track dibuka oleh gitar akustik dengan riff ala Grunge. Selanjutnya, raungan distorsi dan permainan drum Matt Tong akan menghajar telinga anda tanpa ampun hingga akhir lagu. Tidak perlu banyak panjang lebar menjelaskan lagu ini. Just Headbang!

V.A.L.I.S
  –  Bloc Party belajar dari kesalahannya di masa lalu ketika meninggalkan pakem musik mereka di album ketiga. Pattern drum berirama disko. Single note gitar dengan sound crunchy dan nada vokal yang mudah untuk dinikmati membuat V.A.L.I.S  menjadi salah satu track favorit saya. Formula ini juga membuktikan usaha band ini untuk kembali mengingatkan fans terhadap masa kejayaan album “Silent Alarm”.

Passion untuk bermusik, keberanian bereksplorasi,  kemauan untuk belajar dari kesalahan, dan tetap tegar saat menghadapi cemoohan telah mengantarkan mereka hingga album keempat.

Di saat musisi lain dan pengamat musik sibuk mengomentari karya musisi lainnya tanpa bercermin, Bloc Party sudah berhasil menyelesaikan masalah mereka sendiri dan  tetap melaju dengan kecepatan tinggi. Great Comeback!





More Info: blocparty.com

View the original article here

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Klik di sini untuk melihat:


Entri Populer

Grasak Fuck Audio Production

Followers

Search Engine

Loading
x

join to my fans at facebook